Friday, August 5, 2016

5 Fakta Mengenai Ruqyah

Ruqyah dalam islam dibenarkan oleh beberapa ulama di seluruh penjuru dunia, Ruqyah mempunyai kekuatan tersendiri dalam menyembuhkan seseorang, Ruqyah juga bisa dilakukan menggunakan media : seperti tumbuhan, kayu, alat lainnya.
Berikut ini Chameleon Project akan membagi 5 Fakta Mengenai Ruqyah.
1. Bagaimana hukum membunuh jin?
Rasulullah saw bersabda; "Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya, maka matinya adalah mati syahid" (Mutafaqun Alaiyh, dari Abdullah bin Amr Bin Ash, juga diriwayatkan Imam Abi Daud, Tirmidzi dan Nasa'i). 
Jika membela harta itu mati syahid, maka artinya kita harus memerangi orang yang merampas harta kita hingga terbunuh atau membunuh jika itu perlu bukan? Lalu? Apakah harga diri, kesehatan dan pelecehan akidah itu tidak lebih mahal daripada harta?
Membunuh jin, baik jin kafir atau jin muslim halal jika telah diketahui kedzalimannya dan sebaiknya diperingatkan terlebih dahulu dengan firman Allah mengenai hukum-hukum-Nya.

2. Darimanakah sumber penamaan Ayat Penarik, Ayat Pembatal Sihir, Ayat Azab, Ayat Penyiksa, Ayat Pendinding, Ayat Pengunci dll?
Jawabannya seperti di point 2, itu adalah hakikat dan pengalaman dilapangan. Anda bertanya karena ingin tau bukan, itulah pengalaman kami dalam meperjuangkan hak-hak kehidupan paling asasi yang dirampas kaum jin. 

3. Apakah sakit itu selamanya jin?
Bahkan jika anda dokter sekalipun, mari kita duduk diskusi dan membahasnya. Dokter memiliki profesionalitas yang telah diasah, begitupun peruqyah. Jadi masing masing kita bisa berikhtiar untuk sebuah kesembuhan sebagai bentuk do'a yang aktif. Boleh memakai herbal, bekam, obat atau Al Qur'an karena hal ini telah dicontohkan. 
Namun saudaraku, ada beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan dokter, obat, herbal, bekam, pijat refleksi, bahkan operasi? Atau sembuh namun terjadi lagi dalam jangka yang bertahun-tahun? Nah inilah bagian peruqyah, karena didalamnya ada keterlibatan sihir. 

4. Apakah sihir dan kesurupan itu ada?
Hanya orang sombong yang dengan kebodohannya mengatakan sihir itu tidak ada dan kesurupan jin itu adalah sifat dalam manusia itu sendiri. Mari baca Al Qur'an yang Rasulullah saw wariskan. Dalam surah Al Baqarah 125, sangat jelas Allah berfirman; "Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran gangguan kegilaan yang ditimbulkan syaitan..." (terjemah Ibn Katsir).  
Tentu saja ada, dan banyak tukang sihir dikalangan manusia (juga ustad dan kyai gadungan beserta para mafia bid'ah) yang menyuruh, memanggil atau mengabdi kepada jin dengan memerintah mereka untuk kepentingan hawa nafsunya.

5. Eh, bukankah kita diajarkan sabar dan tawakal ketika sakit?
Benar, bahkan Rasulullah saw mengabarkan syurga kepada seorang wanita kulit hitam yang datang kepadanya mengeluh tentang sakit ayan yang dideritanya. Wanita muslimah itu mengadu bukan sakitnya, namun tentang kekhawatirannya bahwa manusia dan jin bisa melihat auratnya saat ia ayan. 
Dan Rasulullah saw menawarkan "Kesembuhan" atau "Kesabaran", maka wanita itu memilih kesabaran dan Rasulullah mendokan agar Allah menjaga aurat wanita itu saat kesurupan. Bukan mendo'akan untuk kesembuhan. Dan seperti diriwayatkan Atha' bin Rabbah dari Abdullah bin Abbas, wanita itu termasyur sebagai muslimah yang dijaminkan syurga oleh Rasulullah. 
Nah, tawakal seperti apakah kita? Bukankah seorang awam lebih sering mengeluh bahkan hingga melakukan dosa besar seperti putus asa dari rahmat Allah ketika sakit bertahun-tahun, bahkan tidak jarang malah pergi ke dukun dan terjebak lembah kemusyrikan yang membahayakan dunia akhirat?
Akhifillah dengarkanlah..  Kadar keimanan setiap orang itu berbeda-beda.  Ruqyah ini menuntaskan sihir untuk menjaga saudara-saudari kita yang belum kokoh ketauhidannya hingga ia terserang sihir jin. Dan kita yang diberi kemampuan oleh Allah untuk meruqyah itu adalah amanah untuk dijalankan, dan tentu saja ini wajib karena ilmu itu harus diamalkan. 
Demi Allah saya heran ada bebrapa fikrah islam yang saya kenal baik menolak ruqyah dengan minimnya pengetahuan yang ia ketahui tentangnya. Dia berdiam diri dan mencela para peruqyah yang sedang berjuang menebarkan sunnah ini dari sofa ditengah-tengah keluarga tercintanya atau bersenda gurau bersama santri dan mutarobinya. Allahuakbar!

Bagaimana? apakah pengetahuan tentang pengobatan Ruqyah kalian bertambah. Atau ada mau mencoba untuk melakukan Ruqyah.
Load disqus comments

0 comments